CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

welcome

Minggu, 13 September 2015

KONSEP DASAR ETIKA UMUM

 A . Etika dan Moral
Konsep dasar Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yakni Ethos adalah ta etha artinya adat kebiasaan.

James J.Spillane SJ berpendapat bahwa etika atau ethics memperhatikan dan mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia :
(1) Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
(2) Moral memiliki arti:
a) ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, asusila;
b) kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan perasaan.
  
Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara  lain :

1.Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingkah laku manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hal mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat.
2.Etika normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi :
a.Etika Umum: Yang membahas berbagai berhubungan dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
b.Etika khusus : Terdiri dari etika social, etika individu dan etika terapan.
- Etika social : Menekankan tanggung jawab social dan hubungan antar sesame manusia dalam aktivitasnya
- Etika individu: lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi.
- Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi.

Konsep dasar Moral
Moral Merupakan aturan kesusilaan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab (berupa ajaran baik dan buruk,  perbuatan, dan kelakuan atau akhlaq).

 Moral dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1.  Moral Murni  :     Moral yang terdapat pada setiap manusia sebagai suatu perwujudan/manifestasi dari pancaran ilahi.Moral murni disebut juga Hati Nurani.
2.  Moral Terapan :   Moral yang didapat dari berbagai ajaran filosofi, agama, adat yang menguasai pemutaran manusia.Contoh moral     : Aturan & hukum agama, hukum adat, wejangan tradisi leluhur, nasehat orang tua, ajaran ideologi dan lain-lain.
           Sumber moral        : Tradisi, adat, agama, ideologi negara, dan lain-lain.

Pengertian etika dan moral tersebut jika dihubungkan satu dengan yang lainya dapat dikatakan bahwa anatra etika dan moral memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia untuk selanjutnya di tentukan posisinya baik atau buruk. Namun demikian dalam hal etika dan moral memiliki perbedaan, dengan demikian tolak ukur yang digunakan dengan moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan, dan lainnya yang berlaku di masyarakat. Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral dipakai untuk perbuatan yang sedang di nilai, sedangkan etika di pakai untuk system nilai yang ada. Teori moral mencoba memformulasikan suatu prosedur dan mekanisme untuk pemecahan masalah-masalah etik.



B. Amoral dan Imoral

Konsep dasar Amoral
  Amoral menurut wikipedia didefinisikan sebagai immoralism is a system that does not accept moral principles and directly opposes morality, while amoralism does not even consider the existence of morality plausible.
Istilah amoral bisa dikatakan :
1.      Tidak memiliki relevansi etis.
2.      Tidak berkaitan dengan masalah moral.
3.      Bebas moral.


Konsep dasar Imoral
  Imoral merutut wikipedia didefinisikan sebagai pemberontak atau lawan dari sikap bermoral.
Istilah imoral bisa dikatakan :
1.      Tidak etis.
2.      Jahat.
3.      Tidak bermoral.
4.      Tidak berakhlak.


C. Etika dan Etiket

Konsep dasar Etika
  Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu taetha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Konsep dasar Etiket
  istilah Etiket berasal dari Etiquette(Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi un tuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu :
1.      Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
2.      Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.

 Contoh Etiket :
1.      Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus
menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.
2.      Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku.
Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.
3.      Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
4.       Misal : makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan.
5.      Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik.
 Misal : Bisa saja orang tampi sebagai “manusia berbulu ayam”, dari luar sangan sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan.

D. Etika sebagai Cabang Filsafat

Etika Merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari pandangan dan persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan yang berisi ketentuan norma-norma moral dan nilai-nilai yang dapat menentukan prilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Etika filsafat dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis, metodis dan sistematis tentang tingkah laku manusia dari sudut norma-norma susila atau dari sudut baik atau buruk. Dari sudut pandang normatif, etika filsafat merupakan wacana yang khas bagi perilaku kehidupan manusia, dibandingkan dengan ilmu lain yang juga membahas tingkah laku manusia.
Etika filsafat termasuk salah satu cabang ilmu filsafat dan malah dikenal sebagai salah satu cabang filsafat yang paling tua. Dalam konteks filsafat yunani kuno etika filsfat sudah terbentuk terbentuk dengan kematangan yang mengagumkan. Etika filsafat merupakan ilmu, tetapi sebagai filsafat ia tidak merupakan suatu ilmu emperis, artinya ilmu yang didasarkan pada fakta dan dalam pembicaraannya tidak pernah meniggalkan fakta. Ilmu-ilmu itu bersifat emperis, karena seluruhna berlangsung dalam rangka emperis (pengalaman inderawi) yaitu apa yang dapat dilihat, didengar, dicium, dan dirasakan. Ilmu emperis berasal dari observasi terhadap fakta-fakta dan jika ia berhasil merumuskan hukum-hukum ilmiah, maka kebenaran hukum-hukum itu harus diuji lagi dengan berbalik kepada fakta-fakta. Dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain, etika filsafat tidak membatasi gejala-gejala konkret. Tentu saja, filsafat berbicara juga tentang yang konkret, kadang-kadang malah tentang hal-hal yang amat konkret, tetapi ia tidak berhenti di situ.

E. Peran Etika dalam dunia Modern

Etika merupakan ilmu pengetahuan tentang kesusilaan (norma). Dikaitkan dengan dunia modern sekarang ini, ternyata norma yang dulu dipupuk oleh masyarakat telah banyak  dilanggar.
 Pada kenyataannya bahwa kita sekarang hidup di era komunikasi dan era teknologi informasi. Apa yang kita inginkan dapat diakses dengan menggunakan teknologi, kita pun bisa melihat budaya luar berkat teknologi ini, tapi sepertinya sangat disayangkan kemajuan teknologi ini tidak seimbang dengan kepribadian masyarakat. Kemajuan teknologi ini malah membuat hampir semua masyarakat mengalami kerapuhan etika.
Budaya luar yang terakses dengan teknologi ini malah berdampak buruk bagi kepribadian masyarakat. Pada zaman dahulu, hampir tidak ada bahkan mungkin tidak ada perempuan yang berjalan-jalan di depan banyak orang dengan memakai pakaian yang memperlihatkan aurat mereka. Ternyata mayoritas perempuan meniru gaya berbusana orang-orang luar negeri, padahal budaya negeri ini sangat menjunjung kesopanan.
Kita tidak bisa menutup mata dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi di kalangan masyarakat. Banyak nilai dan norma etis berasal dari agama. Tidak bisa diragukan, agama merupakan salah satu sumber nilai dan norma yang paling penting. Tapi sekarang ini agama tidak lagi dijunjung tinggi, banyaknya masyarakat yang mengalami kelunturan keimanan. Kelunturan akan nilai-nilai dan norma ini ternyata meningkatkan kasus kriminal yang terjadi di kalangan masyarakat seperti pencurian bahkan pembunuhan. Andai saja mereka memiliki keimanan, maka hal yang tidak diinginkan tersebut tidak akan terjadi.
Mengingat saat ini generasi penerus bangsa sudah mulai luntur nilai-nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari. Hampir tiap hari di televisi disiarkan berita tentang tawuran pelajar. Ternyata dari segi pergaulan menyumbangkan lunturnya nilai-nilai dan norma. Pergaulan antar pemuda-pemudi sekarang ini begitu bebas, mereka tidak lagi benar-benar berteman atau menjalin hubungan yang selayaknya anak remaja, tapi mereka telah melakukan perbuatan yang seharusnya orang dewasa lakukan. Karena ini, maka terjadilah kasus aborsi, juga kasus homoseksual.
Berbeda dengan zaman dahulu, anak selalu menurut kepada orang tua walaupun berbeda dengan hati nuraninya. Itu menunjukkan didikan orang tua dulu sangat menanamkan etika.
Sering juga kita lihat, bahkan sudah menjadi pemandangan sehari-hari banyaknya orang yang makan atau minum sesuatu saat mereka berdiri ataupun saat berjalan-jalan. Memang itu adalah hal yang kita anggap kecil, ataupun kita anggap berlebihan apabila kita perbincangkan, tapi itu juga mencerminkan etika kita sendiri, dalam agamapun sudah dilarang bahwa apabila kita makan atau minum janganlah sambil berdiri tetapi hendaknya sambil duduk. Kurangnya pengetahuan tentang agama mungkin menjadi salah satu faktor munculnya kasus tersebut.
Diantara masalah-masalah di atas, dalam medis pun sudah dikenal dengan manipulasi gen, sebagai contohnya ada seorang wanita yang menyewakan rahimnya kepada orang lain. Bagaimana ceritanya seseorang wanita mengandung janin yang bukan milik sendiri melainkan janin titipan dari orang lain. Memang dalam kasus ini akan terciptanya suatu simbiosis mutualisme, di salah satu sisi wanita yang menyewakan rahimnya akan mendapat imbalan (berupa uang) dari orang yang menitipkan janin di rahimnya, dan orang yang menitipkan janinnya akan mendapatkan anak. Kasus ini terjadi apabila adanya wanita yang tidak bisa mengandung ataupun tidak bisa melahirkan, karena keinginan untuk mempunyai anak sangat besar, ataupun malu karena sudah lama menikah tapi belum dikaruniai anak.
Begitulah zaman sekarang, norma yang dulunya terpendam mendadak tampil keluar. Kelunturan norma ini akan selalu meningkat apabila dari sekarang kita tidak membatasi pengaruh budaya luar, karena kebudayaan seringkali tidak bisa dilepaskan dari agama, meminimalisir penjajahan teknologi, dan juga maksimalkanlah peran dari orang tua terhadap anaknya.

F. Moral dan Agama
Konsep Dasar Moral  
  Moral Merupakan aturan kesusilaan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab (berupa ajaran baik dan buruk,  perbuatan, dan kelakuan atau akhlaq).
v  Moral dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1.  Moral Murni  :     Moral yang terdapat pada setiap manusia sebagai suatu perwujudan/manifestasi dari pancaran ilahi.
2.  Moral Terapan :   Moral yang didapat dari berbagai ajaran filosofi, agama, adat yang menguasai pemutaran manusia.

Contoh moral     : Aturan & hukum agama, hukum adat, wejangan tradisi leluhur, nasehat orang tua, ajaran ideologi dan lain-lain.
Sumber moral        : Tradisi, adat, agama, ideologi negara, dan lain-lain.

Konsep dasar agama
  Agama merupakan Sistem atau prinsip kepercayaan kepada adanya kekuasaan mengatur yang bersifat luar biasa yang berisi norma-norma atau peraturan yang menata bagaimana cara manusia berhubungan dengan Tuhan dan bagaimana manusia hidup yang berkelanjutan sampai sesudah manusia itu mati.

G.Moral dan Hukum
Konsep dasar Moral
  Moral Merupakan aturan kesusilaan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab (berupa ajaran baik dan buruk,  perbuatan, dan kelakuan atau akhlaq).
  Moral dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1.  Moral Murni  :     Moral yang terdapat pada setiap manusia sebagai suatu perwujudan/manifestasi dari pancaran ilahi.
2.  Moral Terapan :   Moral yang didapat dari berbagai ajaran filosofi, agama, adat yang menguasai pemutaran manusia.

Contoh moral     : Aturan & hukum agama, hukum adat, wejangan tradisi leluhur, nasehat orang tua, ajaran ideologi dan lain-lain.
Sumber moral        : Tradisi, adat, agama, ideologi negara, dan lain-lain.

Konsep dasar Hukum
  Hukum adalah cara yang tetap dalam beraksi atau bereaksi atau pedoman bagitindakan dan perilaku. Teologi moral berpautan dengan hukum yang merupakan hasilkewajiban manusia untuk mengarahkan segala perilakunya dengan tujuan akhir.

H.  Hati Nurani
Konsep dasar Hati Nurani
Hati NuraniHati nurani adalah informasi yangdisampaikan oleh jiwa manusia, karena jiwamanusia berasal dari tingkatan yang lebihtinggi, dengan demikian jiwa hatilah yangselalu menjaga manusia agar terhindar dariperbuatan yang menyimpang dari hukumSang Pencipta.

I. Shame Culture dan Guilt Culture
Konsep Shame Culture dan Guilt Culture
Budaya malu (shame culture) merupakan budaya dimana seseorang melakukan sesuatu atas dasar malu. Malu apabila dia tidak melakukannya maka dia akan di cemooh oleh orang lain. Dan itu menjadi motivasinya.
Budaya tidak malu (guilt culture) adalah budaya dimana seseorang melakukan sesuatu atas dasar rasa tau dirinya, tau bagaimana kodratnya sebagai manusia. Budaya ini menghubungkan pelakunya dengan rasa sadar akan dosa.

J. Kebebasan dan Tanggung Jawab
Konsep dasar Kebebasan dan Tanggung jawab
Kebebasan adalah tidak dalam keadaan diam, tetapi dapat melakukan apa saja yang dinginkan selama masih dalam norma-norma atau peraturan-peraturan yang telah ada dalam kehidupan pribadi, keluarga , masyarakat, dan Negara.
Dalam arti luas kebebasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menyangkut semua urusan mulai dari sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya sesuai keinginan, baik individu maupun kelompok namun tidak bertentangan dengan norma-norma, aturan-aturan, dan perundang-undanganyang berlaku.
Tanggung jawab secara sempit yaitu suatu usaha seseorang yang diamanahkan, harus dilakukan. Istilah dalam Islam tanggung jawab merupakan amanah. Secara luas tanggung jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk melakukan amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan buruknya, untung rugi dan segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut secara transparan menyebabkan orang percaya dan yakin, sehingga perbuatan tersebut mendapat imbalan baik maupun pujian dari orang lain.

K. Nilai dan Norma
Konsep dasar Nilai dan Norma
Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang berguna yang indah, yang memperkaya batin, yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong, mengarahkan sikap dan perilaku manusia.
Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai makhluk budaya, sosial, moral dan religi. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi.
L. Hak dan Kewajiban
Konsep dasar Hak dan Kewajiban
Hak adalah sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb); kekuasaan yg benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.
Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang harus dilaksanakan).

M. Menjadi Manusia yang baik
Konsep dasar menjadi manusia yang baik
Menjadi manusia yang baik memiliki beberapa syarat utama yaitu :
1.      Pengetahuan yang Luas
Pengetahuan yang luas merupakan syarat utama bagi Anda yang ingin memaksimalkan kinerja jiwa dan akal Anda untuk menjadi orang baik.
2.      Pahami Konsep Takdir
Maksudnya agar Anda tidak cengeng dan berputus asa dalam menghadapi realitas hidup yang ada, juga tidak berkeluh kesah atau cenderung menyalahkan orang lain atas keadaan buruk yang menimpa.
3.      Kunci Kebaikan
Kunci kebaikan itu adalah DISIPLIN terhadap pengetahuan agama.
Yakni dalam bentuk pelaksanaan aturan-aturan yang telah diperintahkan dalam agama dan menjauhi apa yang dilarang olehnya.
4.      Tak Ada Level Aman

Maksudnya adalah sekalipun Anda telah bisa menjadi orang baik, maka ketahuilah, bahwa Anda masih memiliki potensi (kecenderungan) untuk menjadi orang yang buruk dan celaka. Anda bisa saja menjadi buruk kembali pada suatu waktu nanti. Intinya, jangan pernah menganggap bahwa diri Anda adalah orang baik yang telah selamat dari kecenderungan kepada keburukan.

Pengertian Humaniora. Humaniora sebagai ilmu, teknologi, dan nilai.

A.      PENGERTIAN HUMANIORA
Menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi tentang kemanusiaan. Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno, humaniora disebut dengan trivium, yaitu logika, retorika dan gramatika. Pada hakikatnya humaniora adalah ilmu-ilmu yang bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup etika, logika, estetika, pendidikan pancasila, pendidikan kewarganegaraan, agama dan fenomenologi.Secara umum, humaniora dapat diartikan  sebuah disiplin akademik yang mempelajari kondisi manusia, menggunakan metode yang terutama analitik, kritikal, atau spekulatif, sebagaimana dicirikan dari sebagian besar pendekatan empiris alami dan ilmu sosial.Humaniora merupakan studi yang memusatkan perhatiannya pada kehidupan manusia, menekankan unsur kreativitas, kebaharuan, orisinalitas, keunikan, humaniora berusaha mencari makna dan nilai, sehingga bersifat normatif.  Dalam bidang humaniora rasionalitas tidak hanya dipahami sebagai pemikiran tentang suatu objek atas dasar dalil-dalil saja, tetapi juga hal-hal yang bersifat imajinatif, sebagai contoh: Leonardo da Vinci mampu menggambar sebuah lukisan yang mirip dengan bentuk helikopter jauh sebelum ditemukannya helikopter. 

B.       KEDUDUKAN HUMANIORA SEBELUM DAN SAAT PENDIDIKAN MODERN
Humaniora merupakan sebuah ilmu yang juga berubah-ubah seiring dengan perkembangan zaman. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kedudukan humaniora sebelum dan saat pendidikan modern yang terjadi di Eropa dan Amerika menurut K. Bertens (2009 : 155-158).

1.      Sebelum Pendidikan Modern
Di universitas-universitas pertama di Eropa (sekitar abad ke-13), humaniora memainkan peran sentral. Saat itu humaniora di mengerti sebagai artes liberalsatau the liberal arts yang di ajarkan dalam facultas Artium (the Faculty of Arts). (K. Bertens, 2009 : 155). Maksudnya adalah di universitas-universitas di Eropa pada masa itu menganggap bahwa humaniora memiliki kontribusi yang tinggi dalam setiap disiplin-disiplin ilmu, terutama di kota Paris. Semua mahasiswa harus menjalani pendidikan di Facultas Artium dulu sebelum diterima di fakultas lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa studi/ilmu humaniora menjadi tahap awal seluruh pendidikan tinggi.Pada masa itu, studi humaniora mempunyai ruang gerak yang luas dan dianggap sebagai studi penting yang harus dipelajari oleh pelajar pada masa tersebut.
2.      Saat Pendidikan Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi di zaman modern, jumlah fakultas di perguruan tinggi bertambah besar, jumlah program studi juga makin bertambah, dan sekaligus peranan humaniora semakin berkurang, sebab kini dengan humaniora dimengerti ilmu sejarah, filsafat, ilmu bahasa serta sastra, dan ilmu-limu budaya lain yang seharusnya dengan humaniora manusia bisa mengerti apa arti sebenarnya pernyataan “memanusiakan manusia”. Ruang gerak untuk mereka menjadi semakin sempit. 

C.       HUMANIORA DAN PENGEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI  
Penguasaan dan pengembangan ilmu dan teknologi adalah amanat kemanusiaan, oleh karena itu harus memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia. Humaniora membawa nilai-nilai budaya manusia. Nilai-nilai tersebut adalah universal. Tanpa humaniora pengembangan ilmu dan teknologi tidak lagi bermanfaat bagi manusia. Pengembangan/ perkembangan yang banyak disusupi nilai-nilai bisnis menimbulkan hedonisme yang bermula di masyarakat bisnis, yang berlanjut pada umunya.  

D.      KEDUDUKAN HUMANIORA DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, humaniora merupakan ilmu-ilmu yang bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup etika, logika, estetika, pendidikan pancasila, pendidikan kewarganegaraan, agama dan fenomenologi. Memasuki zaman modern dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Indonesia berusaha mengikuti perkembangan tersebut. Dalam bidang pendidikan, Indonesia saat ini sedang bergerak naik dengan berbagai usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam memajukan mutu pendidikan bangsa. Hal ini mendapatkan perhatian dari masyarakat dengan meningkatnya minat untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi (perguruan tinggi) dengan berbagai macam pilihan ilmu dan program studi yang ada. Namun, sayangnya, masyarakat cenderung memiliki anggapan bahwa kesuksesan hanya berpihak pada seseorang yang belajar atau mempelajari ilmu-ilmu eksak saja. Inilah mengapa humaniora mendapat pandangan miring oleh masyarakat.Berikut ini akan dijelaskan mengapa ilmu-ilmu humaniora kurang mendapat perhatian oleh masyarakat di Indonesia :1.    Gagap teknologi (gaptek) dipandang lebih memalukan daripada gagap budaya (gaya) dan gagap kemanusiaan (gamas). Seseorang yang tidak mengikuti perkembangan teknologi yang paling mutakhir dianggap kuno dan ketinggalan zaman. Gagap budaya (gaya) terlihat dalam kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan alam pemikiran atau gagasan yang berkembang dalam kehidupan modern. Gagap kemanusiaan (gamas) terlihat pada sikap meremehkan dan tidak peduli dengan nasib manusia lainnya. Gagap kemanusiaan yang sering terjadi misalnya ketika banyak korban bencana yang sangat membutuhkan bantuan, seseorang tidak mau membantu bahkan bersikap tidak mau tahu akan kejadian tersebut.2.    Rasa minder atau rendah diri yang dialami oleh orang-orang yang berkecimpung dalam ilmu humaniora menyebabkan lemahnya persaingan dalam perkembangan ilmu.Berdasarkan sebab-sebab di atas, kita dapat mengerti mengapa ilmu humaniora mendapat pandangan yang negatif dibanding dengan ilmu eksak. Tersingkirnya humaniora di Indonesia juga disebabkan oleh sumber daya manusia yang menggeluti bidang humaniora kurang serius dan menjadikan bidang humaniora sebagai aktivitas sambilan yang tidak dihayati dan direfleksikan secara total, rendahnya dukungan pemerintah terhadap riset atau penelitian ilmu humaniora berupa alokasi dana yang tidak seimbang dibanding dengan ilmu eksak, terlebih bidang teknologi, dll.Sumber : http://olimpiadehumaniora3.wordpress.com/about/.