Sebetapa seringpun
aku berusaha untuk melupakanmu, sesering itu juga aku merasakan kegagalan. Mungkin
mudah untukku untuk beralih darimu dan mendapatkan dia yang sudah di depan
mataku, namun lama kelamaan aku merasa lelah menyembunyikan perasaan yang
sebenernya belum sepenuhnya teralih dari bayangnya. Aku tak peduli seberapa
sering kau menyakitiku atau seberapa sering aku menyakiti diriku sendiri
karnamu yang aku tau kau segalanya untukku.
Berminggu-minggu
kulewati hari tanpamu, melewati hari demi hari yang begitu membingungkan
bagiku. Perasaan ini sangat bertolak belakang dengan apa yang kupikirkan. Aku berpikir
bahwa tak ada gunanya lagi membangun sesuatu yang sudah runtuh, namun perasaan
ku berkata semua pasti berubah semua pasti bisa membaik jika aku dan kau
bersatu lagi. Mungkin alasan dan perasaan yang tanpa berlandaskan logika, tapi
perasaan ini sungguh nyata, hadir begitu nyata.
Aku terus mencari alasan mengapa pikiran dan perasaan begitu bertolak
belakang. Namun baru kusadari pada akhirnya itulah yang dinamakan cinta. Tak bisa
diukur dan dijelaskan melalui logika, hanya dapat dirasakan kehadirannya yang
dapat mengalahkan segalanya.
0 komentar:
Posting Komentar